Dhowo Art – Jika satu
pintu tertutup, maka pintu yang lain akan terbuka. Itulah satu hal yang
bisa kita ambil pelajaran dari Yully Widianto, seorang pengrajin lampu
asal Yogyakarta yang memiliki Dhowo Art. Dhowo Art adalah bisnis Yully
di bidang kerajinan lampu hias dekorasi yang telah sukses hingga
memembuas pasar Eropa.
Lalu seperti apakah bisnis pria yang hobi mendalami seni lukis ini? Berikut ulasannya.
Bermula dari Kondisi Kepepet
Tak bisa dielakkan, terjunnya Yully ke
dunia bisnis terjadi karena sebuah faktor kepepet (terdesak). Ya, ketika
itu Yully harus berhenti kuliah di Modern School of Design (MSD)
Yogyakarta karena terkendala biaya.
Tertutupnya peluang studi yang kemudian
dibarengi situasi kepepet inilah yang kemudian mendorong Yully
memutuskan untuk menjajal peruntungannya di dunia usaha. Karena ia
senang pada kesenian mendesain, maka pada tahun 1998 Yully membuka
bisnis seni interior Dhowo Art yang memproduksi lampu dekorasi unik
untuk di dalam ruangan dan luar ruangan.
Usaha Awal Dhowo Art
Dengan modal hasil penjualan lukisan,
tabungan dan pinjaman dana dari BUMN sebesar Rp 6 juta, Yully pun mantap
untuk membangun Dhowo Art di Yogyakarta. Modal itu kemudian digunakan
Yully untuk membeli bahan baku lampu dekorasi yang terbuat dari bahan
pasir pantai, serbuk batu, pasir besi, bambu, rotan, kayu jati, kayu
manis hingga kerang simping.
Lampu-lampu produk dari Dhowo Art ini
tidak berbentuk seperti lampu pada umumnya, namun ia memiliki bentuk,
ukuran dan warna yang unik dan berbeda dari lampu pada umumnya.
Lampshades dan lampstand adalah beberapa produk lampu dekorasi Dhowo Art
yang memiliki desain yang unik dan kreatif.
Selain lampu dekorasi, Dhowo Art juga
memproduksi hasil kerajinan lain seperti meja, kursi, cermin dan lampu
rumah dengan bahan baku yang ambil dari alam seperti rotan, bambu, atau
kayu jati. Bahan alam lainnya seperti kayu manis, biji aren dan lainnya
dia gunakan sebagai aksesori untuk mempercantik produk buatannya. Harga
jual produk Dhowo Art sendiri ke konsumen antara Rp 150.000 hingga Rp
1,5 juta per unit, tergantung bahan baku dan ukuran serta kesulitan
pembuatan produk.
Hambatan Usaha dan Strategi Pemasaran Dhowo Art
Pada awal usahanya, Yully mengakui bahwa
produk buatannya pernah ditolak oleh beberapa galeri di Jakarta. Dia
juga sempat mendapatkan konsumen yang tidak kooperatif karena susah
ditagih pembayaran sehingga mempengaruhi pemasukan bisnis Yully yang
menjadi tertunda.
Meski dilanda berbagai hambatan dan
permasalah Yully tak putus asa. Agar produknya tetap diminati pasar,
Yully rajin berinovasi produk dengan memadukan model lawas dengan model
terkini yang sedang tren dalam produk-produk hasil karyanya.
Pria 38 tahun ini pun kemudian mencoba berbagai cara dan #startegi pemasaran. Salah satu strategi yang kemudian menjadi andalannya adalah pameran.
Ya, ajang pameran yang ditawarkan oleh Pemerintah kota setempat ini
dimanfaatkan oleh Yully untuk mempromosikan produk Dhowo Art hasil
kreasinya. Strategi ini terbukti sangat efektif karena dari keaktifan
Yully mengikuti pameran kerajinan tangan, produknya bisa dikenal dan
dipasarkan dengan cepat dan luas.
Ekspansi Bisnis Dhowo Art
Karena strategi pemasarannya yang
efektif inilah, produk Dhowo Art kemudian banyak dikenal dan diminati
oleh kalangan korporasi seperti restoran, kafe, apartemen dan hotel
untuk penerangan sekaligus dekorasi ruangan.
Rata-rata pemesanan lampu Dhowo Art
sendiri dari para pelanggannya tersebut mencapai 300 unit sampai 500
unit per bulan. Perkembangan usaha kerajinan ini semakin meluas ketika
ekspansinya merambah pasar luar negeri. Berawal dari keikutsertaan Yully
pada pameran di Dubai yang diselenggarakan oleh pemerintah, tak dinyana
produk Dhowo Art banyak diminati oleh pembeli di luar negeri.
Saat ini sendiri Dhowo Art telah
berhasil memasarkan produknya ke beberapa negara di Asia, Eropa dan
Timur Tengah. Pembelinya dari luar negeri ini rata-rata memesan produk
sekitar 200 unit hingga 600 unit dengan digabung produksi teman-teman
UKM lain.
Dhowo Art Saat Ini
Untuk memenuhi permintaan yang datang,
saat ini bisnis ini memiliki dua showroom di Nitikan, Umbul Harjo,
Yogyakarta untuk kegitan produksi dan satu lagi di Jl Gejayan,
Yogyakarta yang digunakan sebagai tempat pameran dan melayani pembelian.
Kedua showroom ini dilengkapi gudang menyimpan persediaan barang dan
memenuhi pembelian dalam jumlah banyak.
Dengan dibantu delapan pekerja, dalam
satu bulan Yully mampu memproduksi 300 unit sampai 500 unit lampu. Jika
sedang tidak ada pesanan, biasanya Yully membuat dua unit lampu dengan
model yang sama sebagai persediaan untuk dipajang di showroom. Tak
mengherankan bila Yully saat ini telah mampu meraup omzet hingga Rp 100
juta per bulan dari berbisnis kerajinan ini.
sumber: https://www.maxmanroe.com/dhowo-art.html